
Komunitas ini sudah berdiri lebih dari 33 tahun, yakni mulai 8 Juni 1980. Kini anggotanya mencapai 225 orang dan mereka bermarkas di bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
“Fasilitas yang dimiliki JAC adalah landasan pacu dengan panjang 200 meter dan lebar 10 meter. Kami juga memiliki satu helipad dan tempat untuk menerbangkan pesawat menggunakan tali atau control line. Total luas lahan sekitar 5 hektare di Halim Perdanakusuma,” papar Harjanto Partosiswojo, Sekretaris JAC.
Para anggota JAC, lanjut Harjanto, memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari pelajar SMP sampai pensiunan. “Namun, kebanyakan penggemar aeromodelling berusia menjelang 30 tahun,” ujarnya.
Selain wadah untuk menyalurkan hobi secara santai, JAC juga membina para calon atlet aeromodelling. Ini karena aeromodelling sudah menjadi cabang yang dipertandingkan, salah satunya di Pekan Olahraga Nasional (PON).
“JAC sangat fokus kepada pembinaan penerbang ke arah mata lomba F3A dan F3C (nomor aeromodelling dengan radio control). Sudah cukup banyak JAC mencetak atlet-atlet F3A dan F3C untuk mengikuti Kejurnas dan PON maupun pertandingan terbuka di level domestik dan mancanegara,” tutur Harjanto.
Harjanto menilai banyak sisi positif dari hobi aeromodelling. “Ilmu dalam dunia kedirgantaraan banyak sekali, kita bisa saling bertukar pikiran bagaimana menggunakan mesin yang baik, bagaimana memilih pesawat yang baik, bagaimana melakukan manuver yang baik, bagaimana merakit, memperbaiki, bahkan membuat model yang baik,” ucapnya.
Satu-satunya persoalan yang membikin sedih pehobi aeromodelling adalah saat musim hujan tiba. Ketika hujan turun, pesawat aeromodelling tak bisa diterbangkan.
Harjanto bilang aeromodelling bukanlah hobi yang mahal. Seseorang bisa memulai hobi aeromodelling dengan dana awal Rp 500 ribu. “Dengan budget sebesar itu, kita sudah bisa menerbangkan pesawat atau helikopter remote control. Model pesawat dan helikopter RC dapat dengan mudah ditemukan di kota-kota besar,” katanya.
Ke depan, Harjanto menilai hobi aeromodelling akan berkembang pesat. Bahkan kini aeromodelling tidak hanya sekedar hobi, tetapi bisa dijadikan profesi.
“Beberapa pengambilan foto atau film dari udara sudah dapat diakomodasi oleh pesawat atau helikopter aeromodel. Hasilnya baik sekali, dan dengan biaya yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pesawat atau helikopter betulan,” kata Harjanto.
Posting Komentar