Jakarta - Insiden 'lobi toilet' mencuat setelah hakim Sudrajat Dimyati bertemu anggota Komisi III di toilet di sela-sela fit and proper test
calon hakim agung. Wakil ketua komisi III Aziz Syamsuddin, menilai tak
etis calon hakim agung bertemu anggota DPR informal secara sengaja
terkait proses seleksi.
"Kalau secara etika hakim kan tidak
boleh," kata Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Namun menurutnya, soal
keperluan sang hakim ke toilet tidak bisa disalahkan, adalah manusiawi
meski di sela-sela proses uji kelayakan calon hakim agung.
"Pak Sudrajat kan mau kencing, masa kita larang, kan itu toilet umum," tutur politikus Golkar itu.
Sementara
soal anggota DPR yang menemui calon hakim agung secara informal, Aziz
menilai sebaliknya, yaitu sah-sah saja jika dibutuhkan.
"Sepanjang
untuk kepentingan pengawasan sah-sah saja. Kalau menyangkut lobi itu
tidak boleh. Untuk etika itu silahkan KY (Komisi Yudisial)," tuturnya.
Aziz
kemudian menanggapi soal keperluan bertemunya hakim agung Sudrajat dan
anggota DPR Bachrudin di toilet yang disebut karena keperluan data.
"Kalau untuk mengetahui hakim karir dan non itu ada di data, ini saya sampaikan fakta saja," ucap politisi Golkar itu.
Insiden
'lobi toilet' bermula saat Calon Hakim Agung Sudrajat Dimyati bertemu
dengan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKB Bachrudin Nasori di
toilet, di sela-sela proses uji kepatutan dan kelaikan hakim agung.
Diduga ada 'lobi' terkait dengan pemilihan calon hakim agung.
Namun,
baik Sudrajat atau politisi PKB itu membantah ada lobi dalam toilet.
Pertemuan itu disebutnya tidak sengaja. Sudrajat menyatakan pertemuan
itu karena diminta menunjukkan data hakim karir.
Posting Komentar