"Kita mau normalisasi juga enggak bisa. Jadi tahun ini akan kita kejar. Kira-kira hampir 6.000 unit rumah susun. Jadi kita mesti gusur lagi nih," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama di Balai Kota, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (21/1/2014).
Rusun-rusun itu akan tersebar di Marunda, Pulo Gebang, Muara Baru, Muara Angke, dan Daan Mogot. Ahok juga mengusulkan Ciangir, Tangerang sebagai salah satu lokasi rusun.
"Kita juga mau bikin di Ciangir, sudah ada master plannya. Dulu kan 100 hektar cuma buat pembuatan sampah. Di Ciangir, Tangerang sekarang kan ada perumahan, tinggal ada bus aja orang mau pindah. Orang di Jakarta yang mampu itu kan tinggalnya di Bekasi dan Tangerang semua," ujar politikus Gerindra ini.
Proses relokasi ini bukan tanpa hambatan. Warga di sekitar bantaran sungai sudah terlanjur betah dan enggan meninggalkan rumah mereka. Sosialisasi jadi kunci pemecahan masalah dari Ahok.
Lalu kapan rencana ini akan direalisasikan?
"Tahun depan langsung, kalau sudah dapat anggaran mau langsung kita kerjakan. Target Pak Gubernur, tahun depan itu jalan inspeksi sungai sudah beres, termasuk normalisasi sungai dan waduk sudah tidak ada lagi masalah tanah," kata suami Veronica Tan ini.
Warga yang tinggal di rusun nantinya tidak akan dipungut biaya sewa namun ada biaya retribusi Rp 5.000 per hari. Untuk awalnya, relokasi akan difokuskan bagi warga Kampung Pulo. Mereka juga termasuk dalam pengungsi yang akan dipindahkan pertama-tama di pusat pengungsian Halim dan Cibubur.
"Itu kan daerah yang mereka sadar banjir datang setiap tahunnya tapi mereka menikmatinya kan, gak mau pindah-pindah. Makanya kita pindahkan saja. Terserah mau dicap melanggar HAM atau apa, terserah kamu tafsirkan kan deh," kata Ahok.
Posting Komentar