Jakarta - Televisi sebagai salah satu media utama yang digunakan rakyat secara
luas, menjadi sasaran utama partai politik. Berikut daftar fakta
penggunaan televisi untuk kampanye terselubung. Data diperoleh dari
Gerakan Frekuensi Milik Publik yang melakukan aksi di Bundaran HI, Kamis
(16/1):
1. Enam dari 10 stasiun TV swasta dimiliki oleh tokoh-tokoh partai poitik. Grup VivaNews (TV One dan ANTV) dikuasai Aburizal Bakrie (Golkar). Grup MNC (RCTI, MNC TV, dan Global TV) dikuasai Hary Tanoe (Hanura), dan Metro TV dikuasai Surya Paloh (Nasdem).
1. Enam dari 10 stasiun TV swasta dimiliki oleh tokoh-tokoh partai poitik. Grup VivaNews (TV One dan ANTV) dikuasai Aburizal Bakrie (Golkar). Grup MNC (RCTI, MNC TV, dan Global TV) dikuasai Hary Tanoe (Hanura), dan Metro TV dikuasai Surya Paloh (Nasdem).
2. Sepanjang Oktober 2013, Aburizal Bakrie dan atribut Golkar memakai ANTV dan TV One untuk menayangkan 430 iklan spot.
3. Kisaran durasi Surya Paloh di Metro TV adalah 3-6 menit
4. Setidaknya, PAN, Golkar, dan Demokrat pernah beberapa kali memakai slot TVRI selama satu jam penuh untuk menyiarkan acara internal mereka yang tidak punya urusan dengan publik.
5. Selama pengamatan Gerakan Frekuensi Milik Publik pada 1-7 November 2013, di Metro TV hanya ada iklan Nasdem tanpa partai lain, begitu pula TV One yang hanya menayangkan iklan Golkar.
6. RCTI dan Global TV memiliki tayangan kuis diputar dua kali sehari berjudul Kuis Kebangsaan dan Indonesia Cerdas. Keduanya adalah bentuk penipuan publik dan kampanye terselubung pasangan Wiranto dan Hary Tanoe. (KF-Nin/Foto: Clara Prima)
3. Kisaran durasi Surya Paloh di Metro TV adalah 3-6 menit
4. Setidaknya, PAN, Golkar, dan Demokrat pernah beberapa kali memakai slot TVRI selama satu jam penuh untuk menyiarkan acara internal mereka yang tidak punya urusan dengan publik.
5. Selama pengamatan Gerakan Frekuensi Milik Publik pada 1-7 November 2013, di Metro TV hanya ada iklan Nasdem tanpa partai lain, begitu pula TV One yang hanya menayangkan iklan Golkar.
6. RCTI dan Global TV memiliki tayangan kuis diputar dua kali sehari berjudul Kuis Kebangsaan dan Indonesia Cerdas. Keduanya adalah bentuk penipuan publik dan kampanye terselubung pasangan Wiranto dan Hary Tanoe. (KF-Nin/Foto: Clara Prima)
Posting Komentar