Magetan - Ratusan warga Desa Banjarejo Kecamatan
Maospati, Magetan, nyaris bentrok dengan ratusan jamaah pengikut aliran
MTA (Majelis Tafsir Al-Quran) dari luar desa.
Peristiwa ini
terjadi lantaran warga Desa Banjarejo menolak kedatangan ratusan
pengikut MTA dari luar desa yang akan menggelar kegiatan pengajian di
rumah Amir Sari, salah seorang janda pengikut aliran MTA di desa
setempat.
Namun ratusan massa MTA yang datang dengan mengendarai
motor dan mobil tersebut tak mau pulang dan berusaha menerobos massa.
Akibatnya bentrokan pun nyaris terjadi. Beruntung sejumlah polisi dan
TNI yang turun di lokasi segera melerai dan memaksa para pengikut MTA
untuk pulang.
Ketegangan antara massa MTA dengan warga tersebut
terjadi hanya berjarak sekitar dua ratus meter sebelum lokasi rumah
milik janda. Dan ketegangan kali ini merupakan peristiwa yang ke tiga
kalinya.
Menurut warga, sejak awal warga sudah menolak aliran MTA
masuk dan berkembang di desa tersebut sebab ajarannya dianggap
meresahkan dan bertolak belakang dengan tradisi budaya warga setempat.
"Kemarin
sudah ada kesepakatan bahwa pengikut MTA tidak akan mengadakan
pengajian di desa sini. Tapi mereka tetap memaksa, ya akhirnya warga
sini memblokade mereka supaya membatalkan," kata seorang warga Desa
Banjarejo, Sadikun, Rabu (15/1/2014) sore.
Sementara Kasubbag
Humas Polres Magetan AKP Susilo Budi Santoso mengatakan, massa MTA
terpaksa disuruh pulang dan membatalkan pengajian sebelum warga emosi
dan menyerang mereka.
"Kita terpaksa memulangkan jamaah MTA dari pada nanti terjadi benturan," ujar Kasubbag Polres Magetan AKP Susilo Budi Santoso.
Sebelumnya,
aksi ketegangan antara warga Desa Banjarejo dengan pengikut MTA sudah
terjadi dua kali. Warga menolak ajaran MTA masuk dan berkembang di Desa
Banjarejo karena ajarannya dianggap meresahkan.
Seperti melarang
tahlilan, selamatan atau yasinan. Padahal warga Desa Banjarejo sudah
melakukan dua kegiatan tersebut dan sudah menjadi tadisi turun temurun.
Posting Komentar