Cianjur,Kontributor - Tujuh kepala keluarga (KK) di Kampung Sadane, RT 03/RW 04, Desa
Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, Kab. Cianjur terpaksa diungsikan, karena
tempat tinggal mereka terancam ambles akibat retakan tanah.
Kepala Desa Sukamahi, Kecamatan Cugenang, Kab. Cianjur, Odang
mengatakan, curah hujan yang cukup tinggi dalam sepekan terakhir diduga
menjadi penyebab retakan tanah dan warga terancam longsor. Untuk
menhindari hal yang tidak diinginkan, warga yang tinggal di lokasi
retakan tanah diungsikan.
"Kita mengambil langkah cepat begitu melihat kondisi lahan perumahan
yang sudah mulai retak dan dianggap membahayakan. Penghuninya kita
ungsikan ke tempat yang lebih aman. Kami khawatir sewaktu-waktu bisa
terjadi longsor jika melihat cuaca yang tidak menentu, serta curah hujan
masih tinggi," kata Odang, Minggu (19/1).
Menurut Odang, jika melihat kondisi saat ini, perkampungan tersebut
sudah tidak layak ditinggali. Tanahnya saat ini masih terus bergerak dan
dikhawatirkan jika dibiarkan bisa memakan korban jiwa.
"Tanah yang berada di tempat tinggal mereka, sekarang sudah tidak layak
ditinggali lagi. Makanya kami ungsikan ke tempat yang lebih aman,"
katanya.
Camat Sukaresmi, Kab. Cianjur, Asep Kusmanawidjaya secara terpisah
mengatakan, ada sekitar 7 KK yang diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Mereka saat ini menempati tenda yang disiapkan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
"Sementara kita tempatkan di tenda yang telah disiapkan. Kita juga
berikan bantuan logistik bagi mereka yang tinggal di tenda. Kita belum
tahu sampai kapan mereka akan tinggal di tenda," kata Asep saat
dihubungi.
Sudah roboh
Ditambahkan Asep, saat ini rumah yang ditinggal penghuninya itu lima di
antaranya sudah dirobohkan. Sementara sisanya masih dibiarkan. "Kalau
melihat kondisi lahannya memang tidak layak untuk tempat tinggal. Mereka
harus pindah atau direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Asep.
Untuk itu pihaknya akan segera menggelar musyawarah dengan pemerintah
desa dan warga. Karena tidak menutup kemungkinan, tidak hanya tujuh
rumah yang harus direlokasi, kemungkinan jumlahnya bertambah. "Mungkin
saja tidak hanya tujuh rumah tapi bisa lebih, saat ini masih dilakukan
pendataan dan pengecekan lokasi," tegasnya.
Sementara itu, Iim (54), warga Kampung Sadane, RT 03/RW 04, Desa
Sukmahi, Kecamatan Sukaresmi mengaku tidak menyangka rumah yang
ditinggalinya sudah lebih dari lima tahun ini nyaris ambruk akibat
pergerakan tanah. Makanya, dia mengharapkan bantuan dari pemerintah.
"Ya, kami kini hanya bisa mengungsi saja ke tetangga yang terdekat. Kami
kini butuh bantuan, sandang, pangan, dan papan saja untuk kebutuhan
sehari-hari. Karena praktis aktivitas kami terganggu akibat bencana alam
ini," katanya.
Posting Komentar