Washington,Kontributor,DradioquDOTcom - Kisah kelam perdagangan manusia masih
terus bergulir. Salah satu korbannya adalah seorang WNI bernama Shandra
Woworuntu. Dia dijadikan budak seks di negeri adidaya Amerika Serikat.
Masa-masa
kelam dalam hidup Shandra terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu, saat
usianya masih 25 tahun. Dimulai saat dirinya kehilangan pekerjaan
karena krisis moneter yang melanda Indonesia di akhir tahun 90an.
Shandra lalu berniat mencari pekerjaan ke negeri seberang, ke negerinya
Paman Sam.
Dia melihat iklan di koran yang bisa mewujudkan
niatnya bekerja di Amerika. Ada tawaran pekerjaan tak tetap di sebuah
hotel di Chicago. Shandra mengajukan lamaran, mengikuti tes, dan membuat
visa untuk memenuhi syarat lamaran. Dia lulus dan berangkat ke Amerika.
Meninggalkan putrinya yang masih belia.
"Saya sangat bersemangat
waktu itu. Saya pikir ini mimpi Amerika. Saya akan menghasilkan
sejumlah uang dan kembali setelah enam bulan bekerja," kata Shandra
seperti dikutip AFP, Senin (3/2/2014).
Sesampainya di Amerika,
tak lama setelah menjejakkan kaki di Bandara John F Kennedy, New York,
dia sadar mimpi Amerika yang ditawarkan di iklan koran hanyalah bualan.
Alih-alih mimpi indah, malah mimpi buruk yang mendatanginya di negeri
adikuasa.
"Mereka menodongkan pistol ke kepala saya dan saya
hanya berpikir untuk menyelamatkan nyawa saya," tutur Shandra
menceritakan pria yang menjemputnya di bandara dan memaksanya masuk ke
sebuah mobil van.
"Mungkin saya telah diculik, saya tidak tahu
apa yang terjadi sebenarnya saat itu. Yang saya pikirkan hanyalah
bertahan hidup," imbuhnya lirih.
Pada malam di hari yang sama dia
tiba di Amerika, Shandra telah dijual kepada seorang mucikari. Dia
langsung dipaksa melayani pria hidung belang di sebuah hotel di New
York. Selanjutnya dia terus dijual dari satu mucikari ke mucikari
lainnya.
Hari-hari kelamnya dimulai. Shandra tetap bekerja di
hotel, seperti iklan di koran, namun bukan pekerjaan yang diimpikannya.
Perempuan yang menyandang gelar sarjana Finance and Bank Management ini
dipaksa menjadi budak seks di negeri yang diharapkannya bisa membuatnya
menghasilkan uang untuk membesarkan putrinya.
Shandra kini
menjadi aktivis anti perdagangan manusia. Dia menceritakan kisahnya,
menginspirasi orang-orang di berbagai forum dunia, dengan harapan agar
perdagangan manusia bisa diberantas sepenuhnya dan kisah pilunya tak
terjadi kepada perempuan lain di belahan dunia manapun.
Posting Komentar