BEKASI,Kontributor DradioquDOTcom - Sebanyak 5.000 keluarga di empat desa di
Kecamatan Muaragembong dan lima desa di Kecamatan Babelan, Kabupaten
Bekasi, terisolir. Baru saja air surut pada Minggu (26/1) malam,
tiba-tiba air kembali naik pada Senin (27/1) malam hingga Selasa (28/1)
siang.
Air Sungai Citarum, ditambah kiriman dari Kali Bekasi yang
tembus ke Kalli Cikarang Bekasi Laut (CBL) membuat beberapa jalan
terputus, menyulitkan warga dan bantuan datang, “Di sini seperti
dianaktirikan, karena semua bantuan ada ke lokasi yang mudah dijangkau,”
ujar Komarudin Ibnu Mikam, kordinator poskoa.
Komar menuturkan,
sejak pertengahan Januari , empat desa di Muaragembong, Masing-masing
Desa Pantaimekar, Pantai Pantaibakti dan Pantaisederhana dan
Pantaibahagia, terisolir, sedangkan di Kecamatan Babelan, Desa Kedung
Pengawas, Buni Bakti, Muara Bakti, Kedungjaya dan Huripjaya, kondisinya
sama.
Ribuan warga harap-harap cemas menunggu bantuan dari
masyarakat yang tidak kebanjiran, “Kami bingung, mau mengungsi tidak
bisa karena jalan terputus, terus mau makan, nggak ada yang dimakan,”
kata Ny Suryati, 45, warga Desa Pantaimekar.
Luapan air Sungai
Citarum, yang melintas di Kecamatan Pebayuran, Kedungwaringin,
Muaragembong dan Babelan ini mulai ‘mengganggu’ aktifitas warga sejak
Selasa (14/1). Air selain menjebol tanggul di Sungai Citarum, juga
menggenangani areal perumahan dan persawahan serta tambak warga.
Kini,
kegiatan masyarakat di pesisir laut Kabupaten Bekasi, Jawa Barat belum
kembali normal akibat banjir yang masih menyergap kawasan tersebut sejak
dua pekan lalu. Salah satu aktivitas yang masih terganggu di antaranya
kegiatan belajar mengajar di tiga sekolah di Desa Pantaihurip, Kecamatan
Babelan yang masih meliburkan murid-muridnya hingga Selasa (28/1).
Sekolah tersebut adalah SDN 1, SDN 2, dan SDN 3 Desa Pantaihurip.
“Sudah
13 hari siswa diliburkan karena masih menunggu banjir surut,” kata
perwakilan warga setempat Nahrowi di Cikarang, Selasa. Ketiga SDN itu
masih banjir digenangi lumpur tebal yang membuat kegiatan belajar
mengajar tak mungkin dilaksanakan.
“Banjir di Pantaihurip sudah
surut dari semula mencapai ketinggian satu meter. Namun genangan dan
endapan lumpur masih ada di sejumlah lokasi,” katanya.
Menurut
dia, sebanyak 9 RT yang terendam banjir. Termasuk juga tambak ikan
seluas 1.500 hektare yang sebelumnya sudah ditanami ikan. “Tambaknya
rusak, ikannya pun lepas tersapu banjir,” katanya.
Ia pun berharap
Pemerintah Kabupaten Bekasi bisa segera memberikan bantuan berupa bibit
ikan juga padi supaya warga bisa kembali berusaha.
“Sebelumnya
memang sudah ada bantuan, tapi masih kurang. Bantuan yang tak kalah
penting adalah bibit supaya kami bisa kembali berusaha dan bangkit dari
musibah ini,” demikian Nahrowi.
Posting Komentar