Jakarta - Penembakan terhadap anggota kepolisian
menjadi marak akhir-akhir ini. Disinyalir, rasa tak suka terhadap
institusi Polri menjadi alasan serentetan aksi penembakan itu.
"Terhadap
kelompok-kelompok di daerah-daerah konflik, polisi sering bekerja over
(keterlaluan) di luar batas kemanusiaan," kata pengamat kepolisian
Bambang Widodo Umar menjelaskan sebab kenapa polisi tidak disukai
sebagian kelompok masyarakat.
Bambang berbicara usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).
Menyikapi
hal itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompe menyatakan polisi
akan introspeksi diri setelah serentetan aksi penembakan yang mengarah
ke korpsnya.
"Polisi tentu tidak resisten terhadap evaluasi dan
teguran. Polisi harus memperbaiki diri dan kultur pelayanan. Akan kami
tindak lanjuti," ucap Ronny.
Namun demikian, Polri menyatakan
akan tetap bekerja profesional. Karena sudah ada ketetapan prosedur yang
mengatur cara kerja polisi, termasuk cara-cara menangkap
kelompok-kelompok yang diduga meresahkan masyarakat.
"Tentu Polri
berupaya profesional dalam melakukan tugas. Namun juga harus tetap
profesional memperhatikan prosedur-prosedur yang ada," ujar Ronny.
Serentetan
kasus penembakan hingga penembakan yang menewaskan Aipda Sukardi di
depan KPK, Jakarta Selatan, diakui memang ditujukan khusus untuk
institusi kepolisian. Namun tidak untuk kasus terakhir di Cimanggis,
Depok.
"Empat kasus sebelumnya (sebelum penembakan di Cimanggis),
memang Polri menjadi target. Kita upayakan mengungkap dan menangkap
tersangka. Kalau kasus di Cimanggis, kebetulan korbannya anggota Polri,
ini kasus pencurian kendaraan bermotor. Kita akan melihat motif kejadian
ini," tutur Ronny.
Posting Komentar