Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja
Purnama dengan tegas telah meminta Dinas Kebersihan untuk menyerahkan
data berupa nama, nomor rekening dan nomor telepon anggota kebersihan di
lapangan. Pria yang akrab disapa Ahok ini menduga ada keganjilan dari
laporan kinerja pihak swasta oleh pihak terkait.
"Kita masih
harus cek lagi. Kita sudah panggil untuk klarifikasi sama Bappeda. Dia
nggak bisa bohong lah. Kita minta gaji langsung transfer ke bank, nggak
ada lagi gaji pegawai di lapangan itu dibayar kontan," ujar Ahok di
kantornya, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (4/2/2014).
"Kita
tahu sampah ini, masalahnya sudah menggurita. Apakah betul Bantar
Gebang itu 6.500 ton perhari? Karena kita bayar di pintu Rp 120 ribu
lebih. Makanya saya minta fotokopi BPKB dan STNK truk sampah swasta.
Terus operasi di mana saja. Karena bisa saja selama ini truk kita yang
'disogok' untuk ngangkut jatahnya swasta. Jadi yang dibilangin DPRD ada
benernya juga," imbuhnya.
Oleh karenanya, Ahok mengaku saat ini
sedang giat melakukan pembenahan di tubuh Dinas PU, Transportasi dan
Kebersihan. "Kita lagi keroyok itu dulu. Kan goblok sekali, kita punya
truk sampah tapi ngangkutin sampah di wilayah yang sudah dikontrakkan
kepada swasta," tutup Ahok.
"Dulu kita menyerahkan kepada swasta
karena anggapannya tidak cukup, tapi di lapangan siapa yang sangka kalau
swasta tidak mengambil di tempat itu terus warga teriak-teriak yang
datang juga mobil sampahnya kita. Nah ini kan tidak betul juga. Terus
apa betul Bantar Gebang itu setiap hari masuk 6.500 ton? Bagaimana kalau
misalnya masuk hanya 4.500 ton? Siapa yang tau. Itu akan kita audit,"
paparnya.
Posting Komentar